Filosofinya sederhana namun kuat: sebagaimana kerupuk yang ringan namun memberi kenikmatan, potensi desa pun jika digarap bersama-sama akan membawa manfaat besar bagi kemajuan masyarakat.
Pesan ini menjadi pengingat bagi warga Bangbayang dan Ciamis secara keseluruhan untuk terus menjaga nilai kebersamaan dalam membangun daerah.
Ciamis, Tanah Budaya yang Terus Hidup
Milangkala Desa Bangbayang bukan sekadar perayaan lokal, melainkan potret kecil bagaimana masyarakat Ciamis menjaga budayanya.
Kabupaten Ciamis dikenal dengan warisan sejarah Kerajaan Galuh, tradisi seni tari, hingga kearifan lokal yang masih lestari di desa-desa.
Perayaan Milangkala menjadi ruang nyata untuk menegaskan bahwa budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan sumber inspirasi untuk melangkah ke depan.
Dari Desa Bangbayang, masyarakat Ciamis belajar bahwa pembangunan dan modernisasi dapat berjalan seiring dengan pelestarian tradisi.
Harmoni yang Terus Dijaga
Puncak Milangkala ditutup dengan doa bersama, sebuah simbol spiritualitas yang menyatukan warga. Perayaan berlangsung aman, lancar, dan penuh rasa syukur.
Masyarakat Bangbayang percaya, dengan kebersamaan dan doa, desa mereka akan terus berkembang tanpa kehilangan jati diri.
Milangkala Desa Bangbayang ke-43 meninggalkan kesan mendalam: bahwa budaya adalah kekuatan.
Dari karnaval, kesenian lokal, hingga filosofi sederhana kerupuk, semuanya merajut pesan universal tentang kebersamaan.
Dan di balik itu, Ciamis kembali berdiri sebagai kabupaten yang kaya budaya, ramah masyarakatnya, dan bangga pada identitasnya.