Yang dapat mendorong peran aktif Indonesia dalam membentuk tatanan dunia yang lebih seimbang dan adil.
“Presiden Prabowo optimistis dengan keikutsertaan Indonesia dalam BRICS akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global, serta menekankan pentingnya kerja sama antarnegara melalui forum seperti BRICS untuk mendukung stabilitas dan kemakmuran dunia,” tambah Seskab Teddy.
Diplomasi “Seribu Kawan, Satu Lawan Terlalu Banyak”
Lebih jauh, prinsip diplomasi luar negeri yang dipegang teguh oleh Presiden Prabowo pun kembali ditegaskan dalam forum ini.
Ia juga mengedepankan semangat kerja sama dan kemitraan antarbangsa, di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.
“Bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan BRICS ini merupakan perwujudan prinsip yang selalu dipegang oleh Kepala Negara bahwa seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” ucap Teddy.
Prinsip ini menjadi pondasi dari pendekatan luar negeri Prabowo yang mengutamakan jejaring persahabatan, diplomasi aktif, serta penguatan posisi tawar Indonesia dalam kerja sama global.
Langkah Strategis Indonesia di Panggung Global
Kemudian, bergabungnya Indonesia dalam BRICS bukan hanya soal perluasan aliansi, tetapi juga merupakan sinyal kuat bahwa Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Prabowo, serius menatap masa depan dunia multipolar.
Di tengah persaingan antara kekuatan global, Indonesia berupaya hadir sebagai penyeimbang yang mampu menjembatani kepentingan negara-negara berkembang.
Dengan posisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Keanggotaan penuh dalam BRICS menjadi pengakuan atas kekuatan geopolitik dan ekonomi Indonesia yang semakin diperhitungkan.