Bahkan dalam catatan H.J. de Graaf di Malay Annal, ketupat sudah menjadi simbol perayaan Islam pada masa Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah. Di lingkungan keraton Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon, ketupat juga kerap hadir dalam tradisi Sekaten dan Grebeg Mulud, yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad.
Ketupat Lebaran, Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu
Hingga kini, ketupat lebaran tetap menjadi bagian dari perayaan Idul Fitri di Indonesia. Setiap Lebaran, ketupat tersaji bersama lauk khas seperti opor ayam, rendang, atau sambal goreng hati. Bukan hanya lezat, tetapi juga menyimpan makna kebersamaan dan nilai luhur dalam kehidupan sosial masyarakat.
Seiring perkembangan zaman, ketupat mungkin tidak lagi dibuat sendiri seperti dulu, tetapi tradisi ini tetap melekat dalam budaya Indonesia. Dari warisan para wali hingga generasi sekarang, ketupat adalah simbol bahwa Lebaran bukan sekadar perayaan, melainkan juga momen penuh makna untuk kembali suci dan mempererat tali silaturahmi.