banner 720x220
News  

Kasus Pengadaan Chromebook: Kejaksaan Tunggu Kehadiran Nadiem Makarim

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dijadwalkan untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di lingkungan Kemendikbudristek.

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dijadwalkan untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook

Kondusif, Jakarta – Transformasi digital di dunia pendidikan merupakan langkah penting yang terus diupayakan pemerintah. Salah satu program besar yang diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir adalah pengadaan perangkat Chromebook bagi sekolah-sekolah dasar hingga menengah di berbagai daerah. Namun, program ini kini tengah berada dalam sorotan aparat penegak hukum.

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dijadwalkan untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di lingkungan Kemendikbudristek. Hingga pertengahan Juli 2025, pihak Kejaksaan Agung menyampaikan bahwa Nadiem belum memberikan konfirmasi atas kehadirannya dalam pemeriksaan tersebut.

“Tinggal apakah yang bersangkutan akan hadir atau tidak, tentu sangat bergantung pada keputusan beliau,” ujar Harli Siregar, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (15/7).

Kasus ini telah resmi masuk tahap penyidikan sejak 20 Mei 2025, dan berkaitan dengan proyek pengadaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Total nilai proyek mencapai sekitar Rp9,88 triliun, terdiri dari Rp3,58 triliun dari APBN dan tambahan Rp6,3 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Penyidikan Kejaksaan berfokus pada dugaan bahwa proses pengadaan diarahkan untuk menggunakan spesifikasi perangkat berbasis Chrome OS (Chromebook) secara dominan. Berdasarkan informasi awal dari penyidik, disebutkan bahwa dalam evaluasi internal pada tahun 2019, terdapat catatan bahwa Chromebook memiliki keterbatasan fungsi, terutama pada daerah dengan keterbatasan akses internet.

“Perangkat Chromebook bekerja optimal dengan koneksi internet yang stabil. Ini menjadi tantangan tersendiri di sejumlah daerah yang infrastrukturnya belum merata,” ujar seorang penyidik yang enggan disebutkan namanya.

Masih menurut sumber yang sama, ada indikasi bahwa kajian teknis terhadap kebutuhan perangkat TIK disusun oleh tim yang baru dibentuk, dan hasil kajiannya disebut mengarahkan pada keunggulan Chromebook. Hal ini yang kini menjadi salah satu fokus pemeriksaan dalam proses penyidikan.

banner 720x220

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *