“Mari kita manfaatkan bulan suci ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Al-Qur’an. Pemerintah Kabupaten Ciamis juga berkomitmen menekan angka buta huruf Al-Qur’an di wilayah ini,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan gerakan membaca lima ayat Al-Qur’an setelah salat Subuh sebagai kebiasaan yang bisa diterapkan masyarakat. “Kebiasaan sederhana ini bisa membawa perubahan besar dalam meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap Al-Qur’an,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua FSPP Ciamis, KH. Nonop Hanapi, menegaskan bahwa santri memiliki peran moral untuk terus menyuarakan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Gaza yang tengah mengalami krisis kemanusiaan.
Liwet 1.000 Kastrol, Tradisi Pesantren yang Sarat Makna
Sebagai bagian dari budaya pesantren, Tarhib Ramadhan menghadirkan tradisi Liwet 1.000 Kastrol, di mana para santri bersama-sama menikmati hidangan khas berupa nasi liwet, ayam goreng, petai, tahu, dan tempe. Makanan ini telah disesuaikan dengan standar gizi nasional, mencerminkan kebersamaan dan nilai gotong royong dalam tradisi pesantren.
Mewujudkan Generasi Emas 2045 dengan Pendidikan Santri
FSPP Ciamis berharap Tarhib Ramadhan dapat menjadi ajang memperkuat persatuan serta menjalin kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi Islam, sosial, dan pemerintah.
“Indonesia Emas 2045 harus dipersiapkan sejak dini dengan mencetak generasi yang unggul secara intelektual, emosional, dan spiritual. Santri adalah kekuatan bangsa yang memiliki daya juang tinggi serta visi besar dalam membangun negeri,” pungkasnya.***