“Almarhum membantu mengatur dan mengevakuasi warga yang jatuh pingsan di tengah kerumunan. Setelah situasi kondusif, beliau istirahat dan tiba-tiba kehilangan kesadaran. Beliau langsung dibawa ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia,” terang Kombes Hendra.
Ia menambahkan, pengorbanan BRIPKA Cecep menjadi cerminan nyata dedikasi kepolisian dalam mengayomi masyarakat bahkan hingga titik akhir kehidupan.
Peristiwa ini mengguncang publik dan menyisakan duka bagi keluarga korban serta aparat keamanan. Pihak Polda Jabar dan Polres Garut menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengamanan acara-acara besar, terutama yang bersifat terbuka dan dihadiri massa dalam jumlah besar.
Meski pesta rakyat tersebut dimaksudkan sebagai bentuk syukur dan keterbukaan kepada warga, namun ketidakterkendalian massa justru berujung pada musibah yang tak diinginkan.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat penting akan perlunya manajemen kerumunan dan mitigasi risiko pada acara berskala besar. Di tengah suka cita sebuah pernikahan, nyawa yang hilang dan luka yang tertinggal menjadi catatan kelam yang tak boleh diabaikan.
“Duka ini bukan hanya milik keluarga korban, tapi juga milik kami semua,” tutup Kombes Hendra.***