“Sekarang semuanya serba mahal, jadi kami lebih pilih beli yang benar-benar penting saja,” ujar Siti, seorang ibu rumah tangga yang tengah memilih bahan dapur di pasar tradisional.
Menurutnya, sulitnya kondisi ekonomi ini membuat banyak keluarga di Ciamis lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka.
Meski kondisi serba sulit, para pedagang tetap menyimpan harapan.
“Yang penting kita jangan menyerah. Kalau ada pelatihan atau program dari pemerintah yang bisa bantu jualan, kami pasti ikut,” kata Ibu Ani penuh semangat.
Pak Jaka, mengungkapkan harapan serupa yang kini mulai belajar memasarkan barang dagangannya secara online meski masih terbatas.
Dari Pasar Manis hingga warung kecil di pinggiran Ciamis, cerita tentang susahnya mencari uang hari-hari ini menggambarkan potret nyata perjuangan rakyat kecil. Mereka yang berjualan demi menyambung hidup kini menghadapi tantangan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Namun, satu hal yang pasti, mereka tidak menyerah.
Mungkin inilah waktunya bagi kita semua, termasuk pemerintah daerah, untuk bersatu padu mencari solusi. Sebab di balik setiap lapak yang sunyi, ada keluarga yang bergantung pada penghasilan yang semakin sulit didapat. Apakah ada harapan untuk perubahan? Hanya waktu yang akan menjawabnya, tetapi perjuangan mereka mengajarkan kita tentang arti keteguhan.