“Dengan adanya P3A, beberapa kendala yang dulu kami alami semoga bisa teratasi,” harapnya.
Ke depan, Dodi berencana mengundang daerah lain yang dilewati saluran Nagawiru seperti Handapherang, Dewasari, dan Ciharalang di Kecamatan Cijeungjing untuk turut membentuk P3A.
Sungai Nagawiru Mengairi Ribuan Hektare Sawah
Camat Ciamis, Drs. Dedy Mudyana, M.Si., menjelaskan bahwa aliran Nagawiru mengairi sekitar 800 hektare sawah di dua kecamatan, yakni Ciamis dan Cijeungjing.
“Bermula dari Gunung Syawal, aliran Nagawiru ini mengalir hingga ke Sungai Citanduy,” kata Dedy.
Namun, Dedy mengingatkan bahwa luas lahan pertanian berkurang akibat alih fungsi lahan menjadi perumahan.
“Banyak lahan yang berubah menjadi area perumahan,” tambahnya.
Saat ini, setidaknya 20 desa dan 7 kelurahan di tiga kecamatan menikmati manfaat dari saluran Nagawiru.
Dedy mengapresiasi kesadaran masyarakat yang kini lebih peka terhadap kebersihan sungai.
“Sedimentasi lebih dominan daripada sampah, menandakan warga hulu sudah paham pentingnya menjaga sungai,” ujarnya.
Religi dan Lingkungan Berjalan Bersama
Ketua Persatean Pesantren Ortodok (PPO), Haji Duleh, mengatakan kegiatan ini juga merupakan bagian dari syiar Islam.
“Islam harus hadir dalam segala aspek, termasuk menjaga kebersihan sungai, meneladani Nabi Muhammad SAW,” ujar Haji Duleh.
Menurutnya, normalisasi aliran Nagawiru ini merupakan bentuk taddabur alam sebagai wujud syukur kepada Allah SWT.
“Salah satu tanda keimanan adalah menjaga kelestarian sungai,” tandasnya.