Ciamis, Kondusif – Di tengah lanskap Kabupaten Ciamis yang subur, menjulang Gunung Sawal, sebuah mahakarya alam yang menyimpan kisah konservasi, keanekaragaman hayati, dan dilema antara pelestarian serta eksploitasi. Tidak sekadar gunung, kawasan ini telah lama ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa, sebuah taman konservasi yang menjadi rumah bagi flora dan fauna langka yang terus berjuang melawan arus perubahan zaman.
Gunung Sawal: Simbol Kebanggaan Ciamis
Gunung Sawal bukan hanya sekadar bentangan hijau yang menambah keindahan alam Ciamis. Ia adalah identitas. Tak heran jika siluetnya diabadikan dalam logo Kabupaten Ciamis, menandakan betapa pentingnya gunung ini dalam kehidupan masyarakat setempat.
Resmi ditetapkan sebagai suaka margasatwa berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 420/KPTS/UM/1979, kawasan ini mencakup lahan seluas 5.400 hektare. Wilayahnya melintasi beberapa kecamatan, termasuk Panjalu, Cipaku, Kawali, Sadananya, Cikoneng, Sindangkasih, Cihaurbeuti, dan Panumbangan. Dengan ketinggian 1.764 meter di atas permukaan laut, puncak karantenan merupakan puncak Gunung Sawal yang berada di daerah Panjalu menjadi titik tertinggi di kawasan ini.
Surga bagi Petualang dan Pecinta Alam

Gunung ini bukan sekadar kawasan konservasi. Ia juga menjadi destinasi favorit bagi para penggiat alam. Berbagai titik di kawasan ini sering dijadikan lokasi berkemah dan pendakian, seperti Tugu di Sadananya, Gunung Golkar di Sindangkasih, Batu Datar di Cipaku, serta Curug Tujuh di Panjalu.
Meskipun belum seterkenal gunung-gunung lain di Jawa Barat, keaslian dan keasrian hutan gunung eksotis ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang merindukan petualangan di tengah rimba yang masih liar dan alami.
Keanekaragaman Hayati: Rumah bagi Satwa Langka
Sebagai suaka margasatwa, beberapa habitat bagi banyak spesies langka yang masih bertahan di tengah derasnya ancaman perusakan hutan. Beberapa di antaranya bahkan masuk dalam daftar spesies yang dilindungi, seperti:
- Meong congkok (Prionailurus javanensis)
- Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) – Status dilindungi
- Pelanduk (Tragulus javanicus)
- Saeran (Dicrurus leucophaeus)
- Elang-ular bido (Spilornis cheela)
Puncak Gunung Sawal. Foto : Istimewa
Hutan yang masih terjaga dengan baik membuat ekosistem tetap seimbang. Namun, keseimbangan ini tak selamanya bisa bertahan jika ancaman terus berdatangan.
Ancaman: Antara Kelangsungan Hidup dan Kelestarian Alam
Sebagai kawasan konservasi, Gunung yang megah dan indah ini menghadapi tantangan yang tak mudah. Pembukaan lahan oleh masyarakat yang tinggal di kaki gunung terus terjadi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan lahan pertanian, sebagian kawasan hutan mulai berubah menjadi ladang garapan.