Pasalnya, berdasarkan informasi yang beredar, proses relokasi sekolah ini sebenarnya sudah berada dalam tahap akhir dan tinggal menunggu eksekusi. Artinya, tanpa atau dengan kehadiran Rieke, relokasi kemungkinan besar akan segera dilakukan. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa kedatangan Rieke bisa saja merupakan bagian dari langkah politis untuk memanfaatkan momentum yang sudah matang mengemasnya seolah hasil perjuangan pribadi.
Sebagian warga mulai mempertanyakan apakah kedatangan politisi yang juga dikenal sebagai “Si Oneng” ketika ia menjadi pemeran film itu benar-benar bentuk kepedulian tulus, atau justru bagian dari strategi pencitraan menjelang masa reses atau agenda politik lainnya.
“Rieke terkesan hadir ketika masalah sudah menjelang solusi, bukan ketika persoalan ini mulai mencuat beberapa waktu lalu. Maka, wajar jika muncul kritik bahwa kunjungan tersebut ibarat aksi “pahlawan kesiangan”, ungkap salah satu orang tua murid yang enggan menyebutkan nama.
Meski begitu, masyarakat tetap berharap bahwa siapa pun yang datang, baik anggota DPR, pejabat daerah, maupun pelaksana proyek, benar-benar serius menuntaskan permasalahan ini. Bukan sekadar tampil di depan kamera atau menyampaikan pidato yang menggugah, melainkan menghadirkan solusi konkret.
Sebab yang dibutuhkan saat ini bukan hanya janji, tetapi ruang belajar yang aman, nyaman, dan manusiawi bagi anak-anak SDN Burangkeng 04, generasi penerus bangsa yang hak dasarnya untuk memperoleh pendidikan jangan dikorbankan demi kepentingan pembangunan.
(Tim Redaksi | Kondusif.com
Konten Edukasi Positif)