Tidak ada sponsor besar, melainkan solidaritas yang tumbuh dari bawah, yang menjadi bukti kekuatan sosial masyarakat desa.
Pelaksanaan berjalan lancar berkat sinergi antara pengurus BKMM dan aparat pemerintah desa.
Meski dana terbatas, semangat kebersamaan membuat acara berlangsung khidmat dan bermakna.
“Harapan kami, semoga tahun depan bisa lebih banyak lagi yang berpartisipasi. Tidak harus besar nominalnya, tapi rasa kebersamaan dalam berbagi itu yang utama,” tutur Hj. Imas.
Tradisi Sosial yang Harus Terus Dijaga
Lebih lanjut, kegiatan santunan seperti ini menjadi pengingat penting bahwa pembangunan sosial tidak selalu harus datang dari institusi besar.
Justru dari komunitas-komunitas kecil dan penggerak lokal seperti BKMM, nilai-nilai gotong royong dan kepedulian bisa terus hidup.
Peringatan 10 Muharram juga bukan hanya soal perayaan keagamaan, melainkan juga momentum untuk memperkuat ikatan sosial dan memastikan tidak ada warga yang terabaikan, terutama mereka yang paling membutuhkan.