KONDUSIF.COM,– Publik sempat diguncang kabar hilangnya dua anak muda, Bima Permana Putra dan Eko Purnomo. Dalam hitungan hari, keresahan menjalar ke media sosial, isu penculikan merebak, dan organisasi masyarakat sipil ikut bersuara. Situasi semakin memanas karena kabar itu muncul berdekatan dengan aksi demonstrasi di Jakarta, akhir Agustus 2025.
Namun, kepolisian kemudian membantah isu penculikan. Keduanya ternyata tidak diculik, melainkan pergi meninggalkan rumah demi satu alasan sederhana: ingin mandiri.
“Beliau menyampaikan alasannya ingin hidup mandiri,” tegas Kombes Wira Satya Triputra, Dirreskrimum Polda Metro Jaya.
Bima dan Eko, Dua Jalan Hidup
Kisah Bima dan Eko seolah menjadi potret nyata semangat anak muda dalam meraih kemandirian.
Bima menjual motornya di Tegal senilai Rp5 juta, menyeberang ke Malang, lalu mencoba peruntungan dengan berjualan mainan barongsai di depan klenteng.
Eko justru menyeberang laut menuju Sukamara, Kalimantan Tengah, untuk bekerja sebagai nelayan.
Dua jalan yang berbeda, namun berangkat dari tekad yang sama: mencari arti hidup mandiri di luar rumah.
Dari Isu Personal Jadi Kegaduhan Nasional
Yang mengejutkan, langkah pribadi itu malah berkembang menjadi kegaduhan publik.
KontraS merilis laporan orang hilang, media sosial dipenuhi tudingan penculikan, dan kabar keduanya dikaitkan dengan demonstrasi.
Pada akhirnya, Bima muncul meminta maaf: “Saya mohon maaf atas kegaduhan yang terjadi di media sosial karena saya dikabarkan hilang.”
Eko pun menundukkan kepala di hadapan ibunya: