“Bendungan ini sudah dirasakan manfaatnya, mulai dari pemenuhan kebutuhan irigasi, air baku, reduksi banjir, hingga pariwisata. Kapasitas air baku mencapai 100 liter per detik,” jelas Ruslan.
Menurutnya, potensi PLTM berkapasitas 7,4 megawatt akan segera disalurkan ke Gardu Induk PLN Ciamis.
Beberapa fasilitas pendukung juga telah dibangun, mulai dari skyway, menara IT, hingga sarana kelistrikan.
“Dengan adanya konsultasi publik ini, aspirasi masyarakat bisa tersampaikan sehingga pembangunan dapat berjalan lancar,” imbuhnya.
Alternatif Pendanaan PLTM Leuwikeris
Dari Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Sumber Daya Air (PPSDA), Haryanto menjelaskan bahwa pembangunan PLTM Leuwikeris akan dibiayai melalui skema KPBU.
“KPBU adalah alternatif pembiayaan di tengah keterbatasan APBN. Dengan keterlibatan badan usaha, pelayanan kepada masyarakat diharapkan lebih baik dan berkelanjutan,” jelasnya.
Ia menambahkan, proyek ini menjadi bagian dari visi Indonesia Emas 2045 serta mendukung target net zero emission pada 2060.
Kementerian PUPR sendiri mendorong agar 72 bendungan di Indonesia dimanfaatkan untuk energi terbarukan, baik tenaga air maupun surya terapung.
Adapun estimasi investasi pembangunan PLTM Leuwikeris mencapai Rp256,95 miliar dengan masa kerja 27 tahun, termasuk 2 tahun masa konstruksi yang direncanakan berlangsung pada 2027–2029.
