“Saya tadi melihat plastik yang didaur ulang menjadi produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sedangkan sampah organik menjadi maggot dan pakan ternak yang bisa bernilai jual,” tambahnya.
Tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, Desa Wantilan juga mengembangkan sektor pertanian dengan menanam jagung serta menghadirkan peternakan ayam dan kambing. Langkah-langkah tersebut memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan desa dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.
Tito menegaskan bahwa Desa Wantilan dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Ia juga berharap inovasi ini mampu mendorong desa-desa lain di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan serupa.
“Dengan adanya inovasi seperti ini, masyarakat tidak perlu lagi berbondong-bondong pindah ke kota. Mereka bisa tetap tinggal di desa dengan pekerjaan yang nyaman dan penghasilan yang mencukupi,” tutup Tito.
Respon (2)