banner 720x220

Penembakan WNI di Malaysia, Desakan Keadilan dan Transparansi 

Pemerintah Indonesia kembali didesak untuk menuntaskan kasus dugaan penembakan WNI lima pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia oleh aparat keamanan setempat. LSM Migrant Care mencatat bahwa kasus serupa telah terjadi berulang kali, dengan puluhan kematian pekerja migran Indonesia yang hingga kini belum mendapatkan kejelasan hukum.

Ilustrasi penembakan. Gambar : AI
Ilustrasi penembakan. Gambar : AI

Jakarta, Kondusif – Penembakan WNI yang menimpa lima pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia oleh aparat keamanan setempat, masyarakat mendesak Pemerintah Indonesia. LSM Migrant Care mencatat bahwa kasus serupa telah terjadi berulang kali, dengan puluhan kematian pekerja migran Indonesia yang hingga kini belum mendapatkan kejelasan hukum.

Puluhan Kasus Kematian PMI Belum Terungkap

Direktur Migrant Care, Wahyu Susilo, mengungkapkan bahwa dalam dua dekade terakhir, setidaknya 75 pekerja migran Indonesia meninggal dunia di Malaysia akibat dugaan extrajudicial killing—pembunuhan di luar proses hukum. Ia menyoroti bagaimana kasus-kasus ini cenderung menguap tanpa penyelesaian yang jelas.

“Setiap tahun, kejadian serupa terus berulang tanpa ada penyelesaian yang tuntas,” ujar Wahyu dalam wawancara, melansir dari BBC News Indonesia pada Selasa (28/1).

Ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia harus serius menangani kasus ini, terutama insiden penembakan lima warga negara Indonesia baru-baru ini.

Respons Pemerintah Indonesia

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan keprihatinan atas insiden ini, menyatakan duka cita, dan menyesalkan jatuhnya korban jiwa.

“Pemerintah Indonesia mendorong investigasi menyeluruh terhadap insiden penembakan yang dilakukan oleh APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia), termasuk dugaan penggunaan kekuatan berlebihan,” ujar Sugiono.

Sebagai langkah awal, Kementerian Luar Negeri Indonesia telah mengirim nota diplomatik ke pemerintah Malaysia, mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan.

Dugaan Versi Malaysia dan Kesaksian Korban Selamat

Menurut informasi dari Polis Diraja Malaysia (PDRM), para pekerja migran tersebut diduga hendak keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal. Media Malaysia juga melaporkan bahwa mereka sempat menabrakkan kapal mereka ke kapal patroli APMM sebanyak empat kali dan mencoba menyerang petugas dengan parang.

Namun, pernyataan ini bertentangan dengan kesaksian dua warga negara Indonesia yang selamat, HA dan MZ. Keduanya mengaku tidak melakukan perlawanan dengan senjata tajam. Saat ini, bersama dua WNI lainnya, mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit Malaysia.

Langkah Hukum dan Investigasi Lebih Lanjut

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemenlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia terus mendorong investigasi menyeluruh untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.

“Kami juga sedang mengumpulkan informasi tambahan untuk mendapatkan gambaran kejadian yang lebih jelas,” ungkap Judha pada Rabu (29/1).

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *