Selain itu, ia juga menekankan, pendidikan agama tidak bisa dibebankan hanya pada guru atau pesantren, melainkan harus melibatkan semua pihak, termasuk keluarga dan masyarakat.
Ancaman LGBT Lebih Mengkhawatirkan
Lebih lanjut, selain soal jam pelajaran, Ang Icep juga mengingatkan ancaman LGBT yang semakin marak.
Menurutnya, dampak LGBT justru lebih berbahaya karena tidak tampak secara kasatmata.
“Kalau lawan jenis kan kelihatan, kalau sesama jenis berbeda, tidak terlihat jelas. Itu yang berbahaya. Allah sudah memperingatkan dalam Al-Quran, Naudzubillah min dzalik,” ungkapnya.
Pendidikan Agama Ciamis dan Sinergi Semua Pihak Diperlukan
Kemudian, Sekum MUI Ciamis juga mengajak seluruh komponen, mulai dari guru, pejabat.
Lalu, orang tua, hingga tokoh agama untuk bergerak bersama menanamkan nilai-nilai religius sejak dini.
“Kita tidak bisa menyalahkan satu pihak. Ini tanggung jawab bersama. Kalau dibiarkan, lima atau sepuluh tahun ke depan generasi kita bisa hancur,” pungkasnya.