Ketua Yayasan Cendekia, Husni Pakarti, menyampaikan bahwa penanaman pohon ini bukan sekadar simbol, melainkan bentuk pendidikan lingkungan langsung bagi masyarakat.
“Menjaga bumi bisa dimulai dari langkah kecil seperti menanam pohon. Saat masyarakat desa ikut peduli, maka gerakan nasional akan lebih kuat,” tegasnya.
Menurutnya, kegiatan ini juga dirancang sebagai ruang belajar terbuka.
“Warga diajak memahami jenis-jenis pohon, cara merawatnya, serta dampaknya bagi air, tanah, dan iklim,” ucapnya.
Antusiasme Warga dan Dukungan Pemerintah
Acara ini juga dihadiri berbagai pihak, termasuk Kepala Desa Sukajadi Dede Sarto, Babinsa, serta Ketua RT 18 dan RT 20 Dusun Sukamaju.
Kehadiran tokoh lokal memperkuat kolaborasi antara masyarakat dan lembaga penyelenggara.
“Warga kami tidak hanya menanam, tapi juga belajar dan memahami fungsi ekologis pohon. Ini sangat bermanfaat,” kata Dede.
Mendukung Target FOLU Net Sink 2030
Selain itu, acara ini juga mendapat dukungan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)
Pasalnya, sejalan dengan target Nasional dalam menurunkan emisi karbon melalui program FOLU Net Sink 2030.
Dengan demikian, penanaman pohon di Pamarican menjadi contoh sinergi antara organisasi masyarakat, pemerintah, dan warga desa dalam membangun masa depan bumi yang lebih hijau dan berkelanjutan.