Ia menilai banyak kegiatan serupa sebelumnya yang gagal karena tanaman tidak terurus.
“Sudah beberapa kali kami melakukan penanaman, tapi karena kurang pemeliharaan, ada ratusan bahkan ribuan pohon yang akhirnya mati. Maka kali ini, kami melibatkan warga setempat untuk ikut menjaga dan merawat pohon,” jelasnya.
Ia menyebutkan ada tiga pilar yang menjadi dasar gerakan komunitas, yaitu edukasi, konservasi, dan pemberdayaan.
“Kegiatan ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat bahwa menanam pohon bukan hanya tugas komunitas, melainkan tanggung jawab bersama. Konservasi harus menjadi kebiasaan, bukan sesuatu yang istimewa,” kata Iksan.
Selain itu, pemberdayaan masyarakat sekitar juga menjadi fokus.
“Kami harapkan warga tetap menjaga keberlangsungan lingkungan di aliran Bendungan Leuwikeris. Sebab tanpa kepedulian bersama, konservasi tidak akan berjalan,” tambahnya.
Wujud Nyata Kepedulian Lingkungan
Gerakan menanam 2025 pohon ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak yang terlibat.
Kegiatan kolaboratif lintas sektor ini dianggap menjadi contoh bagaimana konservasi lingkungan bisa berjalan seiring dengan pembangunan.
Dengan keterlibatan komunitas, akademisi, lembaga keuangan, BUMD, hingga masyarakat.
Ikhsan berharap aksi nyata ini tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi mendatang.