Tak sedikit kendaraan peserta yang harus melambat karena jalan licin dan padat.
Namun hal itu justru menjadi bukti betapa kuatnya semangat umat dalam menyambut datangnya tahun baru Islam dengan penuh cinta.
Bu Lilis, salah satu wali murid dari Cijeungjing, mengaku terharu melihat keberanian anak-anak.
“Bukan hanya seremonial. Ini jadi pelajaran hidup bahwa kebaikan dan syiar harus terus dibawa, meski jalannya tidak selalu cerah,” tuturnya sambil mengusap kepala anaknya yang basah.
Pawai akbar ini menjadi simbol kebangkitan spiritual dan sosial umat Islam di Ciamis, yang bukan hanya mengenang hijrah Nabi Muhammad SAW.
Tetapi, menjadikan momen 1 Muharram sebagai langkah awal untuk memperkuat iman, menebar kebaikan, dan menjaga kebersamaan di tengah tantangan zaman.