Lia menambahkan, potensi jagung di Ciamis sempat mencapai 6.000 hektare berkat dukungan bantuan pemerintah pusat.
Namun, tahun 2025 lahan tanam berkurang menjadi 2.005 hektare, dengan 720 hektare di antaranya sudah tertanam.
“Sisanya akan ditanam pada Oktober hingga Desember, dengan rata-rata produksi enam ton per hektare,” jelasnya.
Menurut Lia, pemasaran jagung relatif aman karena kebutuhan pasar sangat tinggi.
Harga standar minimal Rp 5.500 per kilogram juga menjadi jaminan bagi petani agar tetap sejahtera.
“Mudah-mudahan dengan tambahan bantuan dari APBD, luas lahan tanam bisa meningkat lagi karena kebutuhan jagung jauh lebih tinggi dibandingkan produksi saat ini,” tuturnya.
Kegiatan panen raya jagung Polres Ciamis menjadi bukti nyata kolaborasi antara aparat kepolisian, pemerintah daerah, Bulog, dan kelompok tani dalam menjaga ketahanan pangan lokal.
Selain meningkatkan produksi, program ini sekaligus membantu masyarakat mendapatkan akses pangan murah dan berkualitas.