Justru dengan inisiatif dan kerja sama, kemajuan bisa lebih cepat dicapai.
“Sekolah sebagus apapun tidak akan berguna kalau warganya pasif. Tapi kalau seperti di Kujang ini, saya yakin sekolah bukan cuma bagus bangunannya, tapi kuat jiwanya,” kata Herdiat.
Pembangunan kembali SDN 2 Kujang sendiri dilakukan dengan anggaran sekitar Rp2 miliar, yang berhasil menyulap puing-puing bekas kebakaran menjadi 6 ruang kelas, satu ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah.
Prosesnya berlangsung cepat karena dukungan masyarakat yang solid.
Herdiat berharap semangat seperti ini menular ke seluruh desa di Ciamis.
Ia menegaskan bahwa kekuatan budaya lokal, seperti gotong royong dan keluwesan orang Sunda, adalah modal penting menuju kemajuan.
“Kalau kita ingin Ciamis dan Indonesia maju, ya harus seperti ini. Bergerak bersama. Kompak. Orang Sunda itu selalu untung, asal jangan diam,” pungkas Herdiat.