banner 720x220
News  

Larangan Study Tour Bikin Sopir dan Kondektur Merana

Iwan, Kepala Operasional PO Sumber Jaya
Iwan, Kepala Operasional PO Sumber Jaya

“Bus pariwisata tidak serta-merta bisa dipindahkan ke trayek reguler. Persaingan ketat, izin beda, karakter kerja juga beda,” ujarnya.

Larangan Study Tour Pengusaha PO Minta Dialog dan Kejelasan Teknis

Iwan bersama sejumlah pengusaha otobus tengah berupaya menjalin komunikasi dengan pemerintah provinsi.

Ia berharap ada ruang dialog terbuka agar regulasi ke depan lebih adil dan berimbang.

“Kami tidak menolak aturan. Tapi kalau hanya dibolehkan study tour di dalam Jabar, ekosistemnya harus dibangun. Sekolah dan biro wisata juga masih bingung menentukan destinasi yang sesuai,” katanya.

Menurut Iwan, selama ini PO bus hanya sebagai penyedia jasa transportasi, bukan pengatur kebijakan.

Karena itu, ia berharap kebijakan pendidikan jangan serta-merta menghentikan seluruh kegiatan pariwisata.

“Kami ini bukan penentu rute, bukan penjual paket wisata. Kami hanya antar jemput. Tapi kalau study tour disetop total tanpa solusi, kami yang kena imbasnya duluan,” tegasnya.

Harapan Akan Evaluasi Menyeluruh

Para pengusaha PO yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Otobus (Ipoba) dan komunitas lainnya di Jawa Barat tengah bersiap melakukan konsolidasi untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Asep Saepudin pengusaha PO, mengaku siap mengikuti aturan dan arahan dari Gubernur Jawa Barat.

“Kami siap ikut aturan, tapi perlu solusi bersama. Ini menyangkut kelangsungan hidup banyak keluarga,” ujarnya singkat.

Asep menegaskan bahwa pemerintah perlu mendengar suara pelaku usaha karena banyak perusahaan bus berinduk kepadanya.

“Banyak PO hanya punya tiga sampai empat bus. Kalau sebulan tidak jalan, bisa tutup. Kami bukan pemain besar. Kami hanya berusaha bertahan,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah membuka ruang dialog bersama Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, serta para pelaku usaha.

“Larangan ini mungkin lahir dari niat baik, tapi dampaknya sangat besar. Harus ada evaluasi menyeluruh agar kebijakan ini tidak menjadi bencana bagi sektor transportasi yang sudah lama menopang perekonomian daerah,” pungkasnya.

banner 720x220

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *