Ia ingin menunjukkan bahwa pertanian bisa maju tanpa harus mengorbankan alam.
Kebun Alpukat H. Dadang Peluang Usaha Masyarakat Sekitar

Tidak hanya menghidupi keluarganya, kebun alpukat H. Dadang Sujana juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
Warga dilibatkan mulai dari proses tanam, perawatan, hingga distribusi.
Bahkan anak-anak muda diajak belajar langsung di lapangan, membuktikan bahwa bertani bukan warisan masa lalu, melainkan pilihan masa depan.
Menariknya, kebun ini kini juga mulai berfungsi sebagai ruang belajar informal. Pengunjung dari luar daerah datang untuk berdiskusi, belajar, hingga menyusun rencana usaha mereka sendiri.
Dalam suasana yang sederhana, tempat ini menjadi pusat pertukaran gagasan, membangkitkan semangat petani muda dan komunitas lokal.
“Kalau orientasinya hanya uang, kita bisa cepat lelah. Tapi kalau kita mencintai prosesnya, hasil akan datang sendiri,” ucap H. Dadang sambil tersenyum.
Di tengah tantangan pertanian nasional mulai dari perubahan iklim hingga fluktuasi harga, kisah dari kebun alpukat H. Dadang Sujana adalah penegas bahwa pertanian tetap relevan dan bisa tumbuh secara mandiri dan berdaulat.
Sebuah pengingat bahwa perubahan besar bisa lahir dari tempat kecil, dari tangan-tangan yang percaya pada nilai kerja keras dan ketekunan.