Ciamis,kondusif.com,– Di tengah gemuruh zaman yang makin modern, sosok Kasum (49), penjual Mie Ayam keliling asal Dusun Cipaku, Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, justru menawarkan narasi berbeda. Bukan soal omzet miliaran atau bisnis waralaba, tapi tentang kejujuran, kesederhanaan, dan keberkahan dalam rezeki.
Namanya Cum Kasum, warga asli kelahiran 1976. Sejak awal 90-an, ia sudah mendorong gerobak mie ayam dengan harga hanya Rp400 seporsi, berkeliling kampung demi menyambung hidup.
Kini, lebih dari tiga dekade kemudian, harga mie ayamnya naik menjadi Rp10.000. Tapi semangatnya? Masih tetap sama.
“Itu harga ekonomis menurut saya. Kalau dibilang mahal, enggak juga. Yang penting bisa dimakan semua kalangan,” ujarnya saat ditemui Selasa (8/7/2025).
Tidak Mau Cabang, yang Dicari Barokah
Berbeda dari banyak pedagang yang berlomba membuka cabang dan mengejar untung besar, Kasum justru tegas menolak.

“Saya enggak pengin buka cabang. Yang saya cari bukan banyak-banyakan uang, tapi barokah. Kalau soal uang mah, pasti kurang terus,” katanya sembari tertawa kecil.
Ia berjualan dari zuhur sampai tengah malam menggunakan sepeda motor keliling Desa Sukamaju.
Dulu sempat pakai gerobak, tapi kini beralih ke motor karena faktor usia.
Meski begitu, ia mengakui, “Pakai gerobak itu sebenarnya lebih bisa menjangkau semua tempat. Tapi ya tenaga sudah tidak seperti dulu.”
Pernah Raup Rp600 Ribu Sehari, Kini Turun Setengahnya
Pandemi COVID-19 menjadi titik balik dalam perjalanannya.