Ia juga menekankan pentingnya peran budaya dalam menjaga identitas bangsa di tengah tantangan global, seperti krisis iklim, konflik geopolitik, dan disrupsi teknologi.
“Nilai budaya Melayu adalah jangkar peradaban dan arah moral bangsa. LAM Riau telah menjadi penjaga nilai itu, dan saya berharap terus menjadi garda terdepan dalam merawat toleransi, kerukunan, dan gotong royong,” tegasnya.
Kapolri turut menyerukan sinergi seluruh elemen masyarakat untuk menyukseskan agenda pembangunan nasional dan menjaga persatuan menuju Indonesia Emas 2045.
“Bangsa kita beragam, tapi dalam keberagaman itu kita satu kehendak — hidup rukun sebagai keluarga besar untuk mencapai cita-cita bersama. Persatuan adalah kekuatan kita,” tandasnya.
Gubernur Riau Abdul Wahid dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Kapolri. Ia menegaskan bahwa penghormatan ini mencerminkan eratnya hubungan antara negara dan kearifan lokal.
“Penghormatan adat kepada Kapolri adalah cermin bahwa adat dan negara dapat berjalan seiring dalam menjaga kehormatan, keamanan, dan kedamaian bumi Melayu,” ujar Gubernur Wahid.
Mengakhiri sambutannya, Kapolri menyampaikan pantun adat sebagai simbol rasa terima kasih:
“Riau akan jadi ingatan. Takkan lapuk ditelan masa,” ucap Kapolri.
Prosesi ini turut dihadiri Forkopimda Provinsi Riau, Ketua Umum Bhayangkari, pejabat utama Mabes Polri, serta jajaran PJU Polda Riau.***