Ciamis, Kondusif – Di era ketika siapa saja bisa menjadi “penyebar informasi” lewat media sosial, jurnalis profesional justru memegang peran yang lebih penting: menjadi penapis, penafsir, dan pengarah opini publik dengan tanggung jawab etis.
Bukan sekadar mencatat peristiwa, jurnalis adalah penggerak literasi publik dan penuntun arah perubahan sosial.
“Tugas jurnalis jauh lebih kompleks daripada sekadar menulis atau meliput berita.”
Berikut tujuh peran jurnalis sebagai agen perubahan sosial di tengah zaman yang sarat disrupsi.
Mengarahkan Opini Publik lewat Narasi yang Terdidik
Di tengah ledakan hoaks dan kabar palsu, jurnalis hadir untuk memberi pencerahan, bukan memperkeruh suasana.
Peran mereka sebagai pembentuk opini publik dijalankan dengan narasi yang terukur, berdasar data, dan memperhatikan etika.
“Dalam isu pemilu, jurnalis tidak cukup hanya memberitakan pernyataan kandidat. Ia harus mengungkap rekam jejak, integritas, dan relevansi janji politik.”
Lewat kerangka berpikir kritis, jurnalis membantu publik menilai isu dengan lebih jernih.
Mengangkat Realitas Sosial yang Kerap Terabaikan
Banyak realitas di masyarakat yang luput dari perhatian negara maupun media arus utama.
Jurnalis hadir untuk membongkar ketimpangan dan mendorong empati.
“Jurnalis bisa mengangkat kisah perjuangan buruh perempuan yang berjuang mendapatkan hak cuti haid.”
Dengan menghadirkan suara dari pinggiran, jurnalis membuka ruang dialog antara pusat dan periferi.
Menjadi Penjaga Nilai dan Etika Komunikasi Publik
Di tengah konten bombastis dan sensasional, jurnalis dituntut untuk menjaga kualitas komunikasi publik agar tetap etis dan mencerahkan.
Mereka tidak boleh terjebak dalam pusaran klikbait, melainkan menyajikan substansi.
“Kesalahan dalam menyebutkan nama, lokasi, atau kutipan bisa berdampak serius.”
Etika menjadi landasan jurnalis untuk tidak sekadar viral, tapi juga bermanfaat.
Mengedukasi dengan Bahasa yang Mencerahkan
Jurnalis adalah pengajar informal yang memberi pengetahuan pada publik dengan cara yang ringan namun sarat makna.
Lewat berita, feature, hingga opini, mereka membangun literasi sosial, politik, dan budaya.