Seleksi frekuensi 1,4 GHz ini dijadwalkan berlangsung pada semester pertama tahun 2025. Setelah itu, pemerintah juga berencana melelang frekuensi lain, seperti 700 MHz, 26 GHz, dan 2,6 GHz.
Harapan Komdigi terhadap Lelang Frekuensi 1,4 GHz
Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sigit Puspito, menekankan bahwa jaringan 1,4 GHz sebaiknya tetap difokuskan sebagai solusi broadband dan tidak diarahkan ke pasar mobile. Menurutnya, jika tidak diatur dengan baik, ada potensi penyelenggara akan lebih memilih menggelar jaringan 4G biasa daripada menyediakan layanan internet cepat 100 Mbps.
“Kalau aturan tidak ketat, mereka bisa saja memilih untuk menggelar 4G biasa, karena 4G juga masih bisa berjalan meskipun tidak sampai 100 Mbps,” kata Sigit.
Ia juga mengusulkan agar seleksi frekuensi dilakukan dengan metode hybrid, yakni menggabungkan lelang dengan beauty contest. Dalam lelang, penyelenggara akan bersaing dengan memberikan penawaran harga tertinggi, sementara dalam beauty contest, mereka harus mengajukan proposal komitmen pembangunan jaringan.
Selain itu, Sigit menyoroti pentingnya pendekatan berbasis komunitas agar layanan ini tidak gagal di pasaran. “Dari pengalaman beberapa negara, pendekatan komunitas bisa membantu mencegah kegagalan pasar,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat Indonesia segera bisa menikmati internet cepat dengan harga lebih ramah di kantong, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada jaringan fiber optik.
Artikel ini sebagian dikutip dari cnbcindonesia.com dengan judul : Komdigi Siapkan Internet 100 Mbps Harga Rp 100.000, Ini Caranya
Respon (1)