Dampak dari kondisi fiskal ini memicu arus modal keluar (capital outflow) dalam jumlah besar. Hingga 17 Maret 2025, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp26,9 triliun.
“Sentimen negatif ini akhirnya meledak hari ini, diperparah oleh aksi ambil untung di saham teknologi yang sebelumnya naik tinggi. Tekanan juga terjadi di saham-saham perbankan besar, semakin menyeret IHSG ke zona merah,” tambahnya.
Tak hanya investor institusi, investor ritel juga panik dan melakukan aksi jual besar-besaran, yang semakin memperparah situasi hingga BEI harus kembali melakukan trading halt.
Ke Mana Arah IHSG Selanjutnya?
Hingga akhir sesi pertama, IHSG bergerak di rentang 6.011-6.483, masih berusaha menemukan keseimbangan setelah guncangan besar. Jika sentimen negatif terus berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG kembali mengalami tekanan lebih dalam, mengingat kondisi makroekonomi global dan domestik yang masih penuh ketidakpastian.
Apakah ini akan menjadi krisis baru bagi IHSG? Ataukah pasar akan segera pulih setelah gelombang kepanikan mereda? Semua mata kini tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil pemerintah dan otoritas pasar modal dalam merespons situasi ini.