Ciamis, Kondusif.com – Hari Raya Idul Adha atau yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban bukan sekadar seremoni penyembelihan hewan, melainkan momentum spiritual yang merefleksikan makna pengorbanan dan ketundukan total seorang hamba kepada Tuhannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Muhamad Rifa’i, Ketua Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) Kabupaten Ciamis.
Yang juga dikenal sebagai pemilik Media Kondusif sekaligus sebagai pemateri taklim di Masjid Al-Asary, Kabupaten Ciamis.
“Idul Adha mengingatkan kita pada peristiwa agung ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Itu bukan sekadar ujian, melainkan simbol totalitas iman dan ketundukan terhadap perintah Allah,” ujar Rifa’i dalam kajian Kamis (5/6/2025).
Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim AS Sebagai Teladan
Peristiwa tersebut, lanjut Rifa’i, diabadikan dalam Al-Qur’an Surah As-Saffat ayat 102–107.
Dalam ayat tersebut, Nabi Ibrahim AS menyampaikan mimpi penyembelihan kepada putranya, dan Nabi Ismail AS dengan sabar menerimanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
“Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102)
Bagi umat Islam, kisah ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga pondasi syariat.
Ibadah kurban dalam rangkaian haji di Mina merupakan manifestasi keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail AS yang terus diwariskan hingga kini.

Empat Hikmah Penting Iduladha
Dalam ceramahnya, Kang Rifa’i menekankan empat hikmah utama yang harus direnungkan oleh umat Islam dalam momentum Iduladha:
Pertama, Tajdidun Niyyah (Memperbarui Niat Ibadah)
Pengorbanan harus dilandasi keikhlasan. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)