Baik tingkat SD maupun SMP, agar pemerintah daerah dapat menyusun skala prioritas pembangunan yang objektif dan adil.
“Tahun ini harus dimulai, pemetaan sekolah yang tidak layak harus jelas. Jangan sampai ada sekolah dari tahun 1950 belum pernah direnovasi, tapi luput dari perhatian karena tidak masuk data prioritas,” ucap Herdiat.
Pemerintah Kabupaten Ciamis, lanjutnya, setiap tahun membangun ruang kelas baru dengan anggaran rata-rata di atas Rp50 miliar.
“Kalau sekolah seperti SDN 2 Kujang yang cukup megah bisa dibangun hanya dengan Rp2 miliar, berarti setidaknya kita bisa memperbaiki 25 sekolah per tahun jika dananya dialokasikan dengan tepat,” terangnya.
Herdiat menekankan bahwa semangat gotong royong dan perhatian pemerintah desa juga memegang peranan penting.
“Saya apresiasi kepada warga dan kepala desa Kujang. Tanpa peran serta masyarakat, pembangunan secepat ini tidak mungkin tercapai,” katanya.
Ia berharap ke depan, pembangunan pendidikan di Ciamis tidak lagi bergantung pada dorongan opini publik atau viralitas.
Melainkan berdasarkan kebutuhan riil, data yang valid, dan rasa keadilan antar wilayah.