“HAM kita bukan sekuler. Kita bangsa yang beriman. Jangan ikut yang bego, ikut yang pinter lihat undang-undang dan sejarah bangsa sendiri,” tegasnya.
Agun juga menilai, HAM di Barat cenderung menonjolkan kebebasan individu tanpa batas.
Sementara itu, Indonesia mengedepankan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara kebebasan dan tanggung jawab sosial.
“Kebebasan tidak boleh kebablasan. HAM Indonesia berdiri di atas Pancasila, menjaga keseimbangan antara hak individu dan kewajiban sosial,” kata Agun.
Kemudian, ia menutup paparannya dengan ajakan kepada peserta agar memahami HAM sesuai jati diri bangsa.
Menurutnya, HAM Indonesia harus selalu berpijak pada nilai Ketuhanan, Keadilan, dan Kemanusiaan yang beradab.
“HAM kita bukan sekadar kebebasan, tapi keseimbangan antara jiwa dan raga. Itulah hak asasi manusia yang sesungguhnya,” tutupnya.