Ia menunjukkan wajah ganda, satu sisi glamor dengan kemilau lampu gedung pencakar langit, sisi lain sunyi dengan bangunan tua dan jalan sempit di sudut kota yang tak pernah masuk berita.
Gemerlap Jakarta: Magnet yang Selalu Menarik
Tak sedikit orang datang ke Jakarta karena impian. Ada yang ingin kaya, ada yang ingin terkenal, ada pula yang hanya ingin hidup layak.
Jakarta memberi banyak hal, tapi juga meminta banyak balasan. Di balik pendar cahayanya, ada keringat, air mata, bahkan kadang darah.
Tapi tetap saja, ia menjadi magnet yang tak bisa dihindari.
Dan mungkin itu sebabnya, pemandangan Jakarta dari atas tol selalu punya rasa yang sulit dijelaskan.
Saat mobil bergerak pelan karena kemacetan, orang-orang dalam mobil sering kali terdiam, menatap ke arah kota. Mungkin sedang berharap.
Mungkin sedang mengenang. Atau sekadar menyaksikan bagaimana kehidupan terus bergerak, tak peduli siang atau malam.
Melaju di atas Tol Cikampek menuju Jakarta, terutama saat malam hari, bukan cuma soal menuju tempat tujuan.
Ia adalah perjalanan perenungan, tentang kota yang gemerlap tapi juga tak sempurna, tentang impian yang terus hidup meski realitas tak selalu bersahabat.
Jakarta dari atas tol adalah gambaran nyata kehidupan, bercahaya, sibuk, kadang kacau, tapi tak pernah berhenti.
Ia mengundang, menantang, dan kadang menyentuh diam-diam, lewat siluet bangunan tinggi dan cahaya yang membias di kaca mobil.
Bagi sebagian orang, itu hanya lampu. Tapi bagi yang tahu rasanya merantau, berjuang, atau sekadar tumbuh besar bersama kerasnya ibu kota.
Itu adalah nyala semangat. Dan dari atas tol, kita bisa melihatnya dengan lebih jernih.
Kalau kamu pernah melihat Jakarta dari atas tol malam-malam, kamu pasti tahu, kota ini tak pernah benar-benar tidur. Dan mungkin, kita pun tak bisa benar-benar berhenti mencintainya.