Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, menegaskan bahwa Ukraina sudah menyatakan persetujuannya atas inisiatif gencatan senjata. Kini, semua mata tertuju ke Rusia. “Bola kini ada di tangan mereka,” ujarnya.
Koalisi Sukarela dan Struktur Pemantauan
G7 juga mendukung pembentukan koalisi sukarela untuk mengawal implementasi gencatan senjata dan membentuk struktur keamanan di wilayah konflik. Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menegaskan bahwa sekarang adalah waktu terbaik untuk menyepakati perdamaian tanpa syarat.
“Ukraina telah menyatakan sikapnya. Kini giliran Rusia menunjukkan komitmennya,” ucap Lammy.
China dan “Poros Pergolakan” Jadi Sorotan
Dalam sesi terpisah, G7 juga membahas tantangan keamanan global lainnya, khususnya peran China, Korea Utara, Iran, dan Rusia yang disebut sebagai bagian dari “Poros Pergolakan”. Kelompok ini dianggap mengancam stabilitas global melalui aksi militer dan ekspansi kekuatan secara sepihak.
G7 mengungkapkan keprihatinan mendalam atas pembangunan militer China dan peningkatan pesat arsenal nuklirnya. Mereka juga menyampaikan kecaman keras atas upaya mengubah status quo di Laut China Selatan dan Laut China Timur, termasuk potensi ketegangan di Selat Taiwan.
Perdamaian Eropa, Fokus Baru untuk Indo-Pasifik
Dalam pengarahan terpisah, Rubio menyampaikan bahwa berakhirnya konflik Rusia-Ukraina akan memberi ruang bagi Amerika Serikat untuk lebih fokus menghadapi tantangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
“Konflik yang berkepanjangan di Eropa menyita energi dan sumber daya. Perdamaian akan membuka jalan untuk perhatian lebih besar terhadap kawasan yang tak kalah penting,” katanya.
Saat ini, tekanan diplomatik terhadap Rusia meningkat. G7, yang beranggotakan AS, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang, menunjukkan satu suara mendukung perdamaian di Ukraina.