“Kami terima dengan senang hati. Justru ini kesempatan yang baik untuk anak-anak lebih mengenal adat dan budaya mereka sendiri,” ungkapnya.
Meski hanya punya waktu dua hari untuk mempersiapkan penampilan, dia menyebut anak-anak sudah terbiasa berlatih melalui kegiatan ekstrakurikuler.
“Di sekolah memang ada ekskul musik dan seni tari. Jadi kami hanya tinggal menyatukan dan memperhalus,” ujarnya.
Selain itu, Tri menegaskan bahwa budaya bukan sekadar tontonan di acara seremonial. Lebih dari itu, budaya adalah media pendidikan karakter.
“Anak-anak kami tidak hanya berprestasi di seni, tapi juga aktif di olahraga, pramuka, dan bidang lainnya. Budaya membantu mereka membentuk rasa percaya diri dan cinta terhadap tanah kelahirannya,” pungkasnya.