Ironisnya, lanjut Fito, surat rekomendasi untuk Risyad justru dicuri oleh Dhipa bersama satu pengurus cabang, Michael Widiyanto.
Keduanya kemudian sulit dihubungi setelah kejadian tersebut.
“Dhipa sendiri telah menandatangani surat dukungan untuk Risyad. Tapi kemudian ia dan Michael secara sepihak mengambil surat itu dan menghilang. Ini tindakan yang mencederai kehormatan organisasi,” ungkap Fito.
Menurutnya, surat yang akhirnya diberikan kepada Sujahri Somar tidak memiliki legitimasi.
Pasalnya, tidak mendapatkan persetujuan dari sekretaris DPC, pengurus cabang lainnya, serta 21 komisariat se-Surabaya.
“Surat itu tidak sah. Bukan hasil keputusan kolektif. Ini murni langkah pribadi Dhipa,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Fito menyampaikan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan marwah organisasi.
“Demi keberlangsungan dan kehormatan DPC GMNI Surabaya, kami segera mengambil keputusan besar yang akan kami umumkan dalam waktu dekat,” pungkasnya