Meski begitu, mahasiswa menekankan bahwa mereka bukan anarko.
“Apakah kami ancaman? Kami hanya mahasiswa yang ingin menyampaikan suara rakyat. Lalu bagaimana dengan koruptor yang justru dilindungi?” sindir salah satu peserta aksi.
Demo DPRD Ciamis Meminta Gerbang Dibuka
Mahasiswa menegaskan, tuntutan mereka sederhana: gerbang DPRD harus dibuka. Dengan begitu, aspirasi bisa tersampaikan secara bermartabat.
“Kalau pintu dibuka, narasi perjuangan kami sampai. Tapi jika ditutup, suara mahasiswa terhalang,” ungkapnya.
Aksi ini juga diwarnai pembacaan sumpah mahasiswa Indonesia, di mana mereka bersumpah berbangsa satu tanpa penindasan, bertanah air satu tanpa diskriminasi, dan berbahasa satu tanpa kebohongan.
Hal ini menegaskan bahwa gerakan mahasiswa Ciamis berlandaskan moral, bukan kerusakan.
Hingga sore, mahasiswa masih bertahan di depan gedung DPRD.
Mereka juga berharap pihak dewan memberi respons atas aspirasi yang disuarakan.
“Kami tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Kami ingin suara rakyat benar-benar didengar,” tutup salah seorang koordinator aksi.