Jakarta,kondusif.com,– Berita beras oplosan kembali menggemparkan publik. Sebanyak 212 merek beras diduga melakukan praktik penipuan dengan cara mencampur beras kualitas rendah lalu menjualnya dengan label premium.
Di tengah tekanan ekonomi dan harga kebutuhan pokok yang terus naik, rakyat kecil kembali jadi korban permainan curang para raksasa industri.
Investigasi besar-besaran yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan Polri membongkar modus oplosan ini.
Nilai kerugian masyarakat akibat praktik ini diperkirakan mencapai Rp99 triliun per tahun.
“Ini seperti menjual emas 18 karat tapi dibilang 24 karat. Padahal harganya jelas beda,” tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam rapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (16/7/2025).
Beras Oplosan: Label Premium, Mutu Rendahan
Lebih lanjut, modus yang digunakan begitu rapi. Beras medium dicampur lalu dikemas ulang dengan label premium.
Tak hanya menipu kualitas, sebagian produk juga ternyata menyalahi berat kemasan. Beras 4,5 kg dijual dalam kemasan 5 kg.
“Sebagian besar dari 212 merek tidak memenuhi standar labelisasi dan berat bersih. Ini penyesatan publik secara sistematis,” kata Amran.
Ironisnya, beras yang seharusnya jadi makanan pokok rakyat justru dijadikan alat tipu daya bisnis demi keuntungan sepihak.
Awal Terbongkarnya: Harga Konsumen Naik, Harga Petani Turun
Kecurigaan bermula dari anomali harga. Dalam dua bulan terakhir, harga gabah di petani turun, namun harga beras di pasar justru naik.
Seharusnya, jika petani tak menikmati harga tinggi, tidak masuk akal bila harga di konsumen melonjak.
“Harusnya kalau harga di petani naik, baru wajar harga konsumen ikut naik,” ujar Amran.
Bareskrim Usut Tuntas, Pemeriksaan Terus Berlanjut
Kemudian, empat pihak telah dipanggil dan diperiksa oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri sejak 10–14 Juli 2025.
Proses hukum masih terus berjalan karena jumlah merek yang terindikasi sangat besar.
“Pemeriksaan masih berlanjut,” ujar Brigjen Pol Helfi Assegaf, Direktur Tipideksus, Senin (14/7/2025).
Merek Besar Juga Terlibat
Sejumlah merek ternama ikut terseret dalam dugaan kasus beras oplosan ini. Antara lain: