Keputusan ini menandakan bahwa Meksiko masih berharap ada ruang negosiasi sebelum perang dagang ini semakin memburuk. Namun, jika AS tetap bersikeras, Meksiko tampaknya siap bergabung dengan China dan Kanada dalam melawan tarif Trump.
Trump dan Perjudian Perdagangan
Trump dengan tegas meninggalkan kebijakan perdagangan bebas yang selama beberapa dekade telah menjadi landasan ekonomi AS. Ia berpendapat bahwa perdagangan terbuka merugikan negaranya dan bahwa kebijakan tarif adalah jalan menuju kemakmuran nasional.
“Pajak impor adalah senjata yang sangat ampuh yang belum pernah digunakan politisi sebelumnya karena mereka tidak jujur, bodoh, atau dibayar dengan cara lain,” kata Trump pada Senin (3/3/2025). “Dan sekarang kita menggunakannya.”
Trump mengklaim kebijakan tarif ini bertujuan mengatasi perdagangan narkoba dan imigrasi ilegal. Namun, ia juga menyatakan bahwa tarif akan diturunkan hanya jika defisit perdagangan AS menyempit.
Meski Trump yakin dengan strateginya, para ekonom menilai langkah ini berisiko tinggi. Proteksionisme yang berlebihan dapat merugikan perekonomian AS sendiri dan justru memperlemah daya saingnya di pasar global.
Kini, perang dagang semakin memanas. China dan Kanada telah menunjukkan taring mereka, sementara Meksiko masih menunggu waktu yang tepat. Pertanyaannya, apakah Trump akan terus maju dengan kebijakan ini atau akhirnya mencari jalan damai? Dunia menanti babak selanjutnya dari drama perdagangan internasional ini.
