Hal ini sejalan dengan metode perhitungan mereka yang memastikan hilal sudah muncul pada tanggal tersebut.
3. Penetapan Nahdlatul Ulama (NU)
NU mengombinasikan metode hisab dan rukyat dalam menetapkan awal bulan Ramadan.
Organisasi ini percaya bahwa meskipun perhitungan astronomi bisa memberikan perkiraan, keputusan final tetap harus berdasarkan pengamatan hilal secara langsung.
Oleh karena itu, NU belum menentukan tanggal pasti 1 Ramadan 1446 H. NU akan mengamati hilal pada akhir bulan Syaban sebelum mengumumkan awal Ramadan secara resmi.
Jika tim rukyat melihat hilal pada Jumat, 28 Februari 2025, maka umat Islam akan memulai puasa keesokan harinya, Sabtu, 1 Maret 2025.
Namun, jika tim rukyat tidak melihat hilal, maka mereka akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari, sehingga umat Islam mulai berpuasa pada Minggu, 2 Maret 2025.
Meskipun ada perbedaan metode penetapan, baik pemerintah, Muhammadiyah, maupun NU berupaya memberikan kepastian bagi umat Islam.
Masyarakat disarankan untuk mengikuti keputusan yang ditetapkan oleh otoritas keagamaan yang mereka anut.
Dengan adanya perbedaan ini, penting bagi umat Islam untuk tetap menjaga toleransi dan menghormati setiap keputusan yang diambil.
Semoga Ramadan 2025 menjadi momentum untuk meningkatkan ibadah dan kebersamaan.
Respon (6)