banner 720x220

Aphelion Juli 2025: Saat Bumi Menjauh dari Matahari, Perlukah Kita Khawatir?

Aphelion (ilustrasi)
Aphelion (ilustrasi)

Kondusif.com,- Setiap tahun, Bumi mengalami dua momen penting dalam lintasannya mengelilingi Matahari: perihelion (titik terdekat) dan aphelion (titik terjauh). Pada bulan Juli 2025 ini, kita kembali menyambut fenomena Aphelion.

Meskipun terdengar luar biasa karena jarak antara Bumi dan Matahari mencapai lebih dari 152 juta kilometer, lebih jauh sekitar 2,5 juta km dari rata-rata.

Namun, fenomena ini sebenarnya merupakan hal yang normal dan berulang setiap tahun.

Lalu, apakah ada dampaknya terhadap kehidupan kita? Mengapa suhu udara belakangan ini terasa lebih dingin di malam hari? Mari kita bedah secara ilmiah dan faktual.

Apa Itu Aphelion?

Aphelion merupakan titik dalam orbit elips Bumi ketika posisinya berada paling jauh dari Matahari.

Orbit Bumi tidak sepenuhnya bulat, melainkan elips, sehingga jarak antara Bumi dan Matahari bisa bervariasi.

Pada saat Aphelion, intensitas sinar Matahari yang diterima Bumi memang sedikit lebih rendah.

Namun, berkurangnya intensitas ini tidak signifikan secara termal, dan tidak menyebabkan perubahan suhu global yang drastis.

Fakta Aphelion Juli 2025 Berdasarkan BMKG

Menurut keterangan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Aphelion tahun ini terjadi:

Hari dan Tanggal: Jumat, 4 Juli 2025

Waktu: Pukul 02.54 WIB

Jarak Bumi–Matahari: Sekitar 152.087.738 km

Angka ini menunjukkan posisi terjauh Bumi dari Matahari sepanjang tahun ini.

Namun, jarak ini bukanlah yang paling ekstrem dalam sejarah, melainkan bagian dari siklus tahunan orbit Bumi yang sudah teratur.

Apakah Aphelion Membuat Cuaca Indonesia Lebih Dingin?

Pertanyaan ini cukup sering muncul, terlebih ketika masyarakat merasakan suhu udara yang terasa lebih dingin, terutama di malam hari selama bulan Juli.

banner 720x220

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *