banner 720x220
News  

Riuh, Aksi Telolet Di Gedung Sate Tekan Pemprov Jabar Tinjau Larangan Study Tour

Bandung,kondusif.com – Senin, (21/7/2025), Gedung Sate tak seperti biasanya. Bukan karena pejabat tinggi datang. Bukan pula karena seremoni kenegaraan. Tapi karena suara ratusan klakson bus pariwisata yang bersahutan, membentuk irama khas: telolet… telolet… telolet!

Dalam video beredar berdurasi kurang dari satu menit itu, kamera bergerak pelan dari atas salah satu bus, merekam deretan panjang kendaraan besar yang memenuhi ruas jalan utama.

Dari kejauhan, tampak lautan atap bus dengan beragam warna: biru, emas, abu-abu, kuning.

Ada pula para sopir dan kru yang berdiri tenang di atasnya, seolah menjadi penanda bahwa mereka adalah wajah dari krisis yang sedang disuarakan.

Tidak ada kekerasan. Tidak ada kerusuhan. Hanya barisan kendaraan yang diam, namun bersuara.

Suara telolet jadi simbol simbol keresahan, harapan, dan kekuatan kolektif.

“Aksi ini bukan sekadar demo, ini bentuk pernyataan yang hanya bisa disampaikan oleh orang-orang jalanan: supir, kru, dan pemilik PO kecil. Kami bicara lewat cara kami,” ujar H. Dian Sukardi, Manager PO Bus Sumber Jaya.

Gema Solidaritas, Bukan Sekadar Klakson

Dalam video tersebut, suara telolet juga tidak muncul satu-dua kali. Ia muncul dalam gelombang. Disambut, disusul, dan dibalas oleh ratusan klakson lainnya.

Bukan bising, tapi berpola. Layaknya paduan suara jalanan yang terlatih tanpa latihan.

Suasana teduh pepohonan di sekitar Gedung Sate juga kontras dengan semangat api yang dibawa para peserta aksi.

Selain itu, mereka datang bukan untuk menggulingkan kebijakan, tapi menggugah empati. Bahwa di balik setiap larangan, ada dampak yang merambat jauh.

banner 720x220

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *