Bentrokan fisik antara aparat dan massa pun tak terhindarkan. Beberapa pendemo terlihat terlibat adu dorong, sementara lainnya mencoba bertahan dari semprotan air.
Sikap Pemerintah: Tenang Tapi Tegas
Di tengah gelombang demonstrasi yang meluas, pemerintah tampak tenang dalam merespons. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menanggapi protes dengan sikap santai.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut menolak,” ujarnya usai pengesahan RUU TNI di DPR. Namun, ia mengingatkan bahwa perbedaan pendapat tidak boleh mengorbankan persatuan bangsa.
Senada dengan Sjafrie, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyebut protes yang masih berlangsung sebagai bagian dari dinamika politik yang wajar dalam sistem demokrasi.
“Namanya juga demokrasi, sah-sah saja kalau masih ada yang belum menerima,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa DPR sudah berupaya mengakomodasi berbagai aspirasi masyarakat terkait revisi UU TNI.
“Kami sudah melakukan komunikasi intens dengan berbagai elemen masyarakat. Sekarang saatnya kita bersatu,” pungkasnya.
Akankah Aksi Berlanjut?
Meski pemerintah sudah memberikan pernyataan, gelombang penolakan terhadap revisi UU TNI tampaknya belum mereda. Masyarakat terus mempertanyakan dampak dari aturan baru ini terhadap kehidupan sipil dan demokrasi di Indonesia.
Di sisi lain, nasib demonstran yang viral karena duelnya dengan polisi masih menjadi misteri. Apakah ia baik-baik saja? Apakah ia menghadapi konsekuensi hukum? Publik masih menunggu jawabannya.
Yang jelas, insiden ini telah menambah babak baru dalam sejarah demonstrasi di Indonesia tentang keberanian, perlawanan, dan pertarungan sengit di atas truk yang kini terekam dalam ingatan banyak orang.