Jakarta, Kondusif – Media sosial kembali diramaikan dengan dua fenomena yang menarik perhatian publik, yakni “Garuda Calling” yang berkaitan dengan pemanggilan Timnas Indonesia dan “Koruptor Calling,” sebuah kritik sosial kreatif dari warganet terhadap tokoh-tokoh yang pernah tersangkut kasus korupsi.
Keduanya viral, namun dengan tujuan yang sangat berbeda.
Garuda Calling: Harapan Baru di Bawah Patrick Kluivert
Timnas Indonesia tengah bersiap menghadapi laga kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan laga melawan Australia pada 20 Maret di Sydney dan Bahrain pada 25 Maret di Jakarta.
Momen ini menjadi istimewa karena merupakan panggilan pertama oleh pelatih baru, Patrick Kluivert.
Pengumuman daftar 27 pemain Timnas Indonesia akan dilakukan pada 9 Maret 2025 melalui akun resmi PSSI.
Beberapa nama yang hampir dipastikan masuk dalam skuad antara lain Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Jay Idzes, dan Sandy Walsh.
Namun, cedera beberapa pemain menjadi tantangan bagi Kluivert dalam menyusun tim terbaik.
“Timnas harus siap menghadapi tantangan berat ini. Australia memiliki keunggulan fisik, sementara Bahrain selalu menjadi lawan tangguh di Asia,” ujar pengamat sepak bola nasional, Haris Pardede.
Koruptor Calling: Sindiran Tajam Netizen
Di sisi lain, netizen Indonesia menunjukkan kreativitasnya melalui “Koruptor Calling,” sebuah tim sepak bola fiktif yang berisi nama-nama tokoh yang pernah terjerat kasus korupsi.
Susunan pemain ini viral di media sosial, lengkap dengan klub fiktif yang mencerminkan kasus mereka.
Pada posisi kiper, terdapat nama Budi Said (PT Antam United) dan Helena Lim (Persima Timah).
Sementara di lini belakang, terlihat Setya Novanto (KTP City FC), Riva Siahaan (Pertamina FC), serta Juliari Batubara (Bansos United).