Khazanah, Kondusif.com – Rajaban berasal dari kata Rajab, bulan dalam kalender Hijriah yang menjadi momen terjadinya Isra Mi’raj. Sejak dulu, tradisi ini diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Cirebon dan sekitarnya.
Rajaban biasanya diawali dengan kegiatan ziarah ke makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan di Plangon, Cirebon. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pengajian yang diadakan di Keraton Kasepuhan. Momen puncaknya adalah makan bersama dengan hidangan khas berupa nasi bogana.
Nasi bogana sendiri menjadi daya tarik tersendiri. Hidangan ini terdiri dari aneka lauk seperti telur rebus, tempe orek, ayam suwir, sayur kacang panjang, dan serundeng, yang semuanya melambangkan kehangatan kebersamaan.
Makna Tradisi Rajaban
Tradisi ini bukan sekadar ritual makan-makan atau pertemuan biasa. Di balik kesederhanaannya, Rajaban menyimpan makna mendalam yang mencakup berbagai aspek kehidupan:
- Segi Keagamaan
Rajaban menjadi sarana untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya. Pengajian dan doa-doa yang dilantunkan selama acara mencerminkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta (habluminallah). Masyarakat juga memperingati perjalanan spiritual Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra) hingga menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat (Mi’raj). - Segi Sosial
Dari aspek sosial, Rajaban menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Proses persiapan, mulai dari memasak hingga mengatur acara, melibatkan gotong royong yang menciptakan rasa solidaritas. - Segi Ekonomi
Rajaban juga berdampak positif pada sektor ekonomi. Kegiatan ini memberikan peluang bagi pedagang untuk menjual makanan, minuman, mainan, hingga hiburan, sehingga menjadi sumber rezeki bagi masyarakat sekitar. - Segi Pendidikan dan Kebudayaan
Sebagai tradisi yang telah berlangsung sejak zaman nenek moyang, Rajaban juga menjadi sarana pelestarian nilai-nilai budaya. Tradisi ini mengajarkan generasi muda untuk memahami pentingnya tanggung jawab, solidaritas, dan rasa syukur, yang menjadi bagian dari warisan kebudayaan Cirebon.
Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Rajaban
Rajaban mengandung empat nilai utama yang menjadikannya sebagai tradisi penuh hikmah:
- Nilai Kesederhanaan dan Kebahagiaan: Tradisi ini membawa kegembiraan sederhana bagi masyarakat.
- Nilai Vital: Mengingatkan umat manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT.
- Nilai Spiritual: Menguatkan keyakinan terhadap kebenaran ajaran Islam melalui peristiwa Isra Mi’raj.
- Nilai Kekudusan: Menegaskan pentingnya hubungan manusia dengan Allah SWT dalam ritual peribadatan.
Tradisi ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah warisan yang penuh dengan nilai keagamaan, sosial, budaya, dan ekonomi. Melalui tradisi ini, masyarakat Cirebon terus merawat kebersamaan dan rasa syukur yang menjadi inti dari kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga
Rekomendasi untuk kamu

Ciamis, Kondusif.com – Takbir menggema di langit, mengiringi datangnya hari kemenangan bagi umat Islam. Idul…

Ciamis,kondusif.com,– Keutamaan Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan,…

Kondusif.com, Misteri Lailatul Qadar, Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan dan lebih baik…

Kondusif.com, Syekh Dr. Abdul Aziz Al-Hajj adalah figur yang memiliki peran besar dalam menjaga kesempurnaan…
