CIAMIS,kondusif.com,– Kabupaten Ciamis bersiap menjadi bagian penting dalam transisi energi hijau nasional melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 7,4 megawatt di Bendungan Leuwikeris. Proyek nasional dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini tidak hanya menjawab kebutuhan listrik daerah, tetapi juga mendukung target Indonesia mencapai net zero emission 2060.
Sekretaris Daerah Ciamis, Andang Firman, menilai proyek PLTM Leuwikeris sebagai sebuah keberkahan bagi daerah.
“Kita patut bersyukur karena Ciamis dipilih sebagai lokasi pembangunan PLTM. Ini energi terbarukan yang harus kita jaga bersama, khususnya air sebagai sumber utama. Manfaatnya besar, baik untuk ekonomi maupun kelestarian lingkungan,” kata Andang dalam konsultasi publik di Aula Setda Ciamis, Selasa (23/9/2025).
Transisi Energi Hijau
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Ciamis, H. Dadang Darmawan, menegaskan bahwa pembangunan PLTM Leuwikeris merupakan wujud nyata pemanfaatan potensi sungai untuk mendukung transisi energi.
“Listrik dari PLTM akan menopang pendidikan, usaha kecil, hingga sektor produktif lainnya. Dengan energi hijau, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan warga, tetapi juga ikut berkontribusi menjaga bumi,” jelasnya.
Peran Bendungan Multiguna
Kepala BBWS Citanduy, Roy Panagom, melalui Satker Ruslan Malik, mengungkapkan bahwa Bendungan Leuwikeris yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2024 kini sudah multifungsi.
Selain untuk irigasi, air baku, dan pengendalian banjir, bendungan juga memiliki potensi energi hijau.
“Kapasitas 7,4 megawatt akan disalurkan ke Gardu Induk PLN Ciamis. Dengan begitu, kebutuhan listrik masyarakat bisa terpenuhi, sekaligus mendorong transisi energi di Priangan Timur,” jelas Ruslan.
Bagian dari Net Zero Emission 2026
Dari sisi kebijakan, Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Sumber Daya Air (PPSDA) melalui Haryanto menyebut proyek PLTM Leuwikeris selaras dengan visi pembangunan jangka panjang.