4. Selanjutnya, menjadi teladan dalam penerapan akhlaqul karimah dan nilai-nilai Pancawaluya, agar tak sekadar menjadi teori di atas kertas.
“Jangan Pancawaluya hanya jadi program dan teori belaka yang hanya ada di buku. Mulailah dari pengurus, agar menginspirasi guru dan tertanam pada karakter anak didik,” pesan Wawan.
Beri Ruang Bagi Guru Muda
Kemudian, dia menegaskan pentingnya memberi ruang bagi guru-guru muda untuk terlibat aktif dalam organisasi.
“Beri kesempatan pada guru-guru muda untuk berkiprah di organisasi PGRI. Walau terkadang mereka idealis dan sangat kritis, para senior harus merangkul mereka,” ujarnya.
Ia juga mencontohkan sosok almarhum Moh. Surya, yang meski dikenal idealis dan kritis saat menjabat sebagai Ketua Umum PB PGRI selama dua periode, justru mampu mencatatkan sejarah penting.
Di bawah kepemimpinannya, PGRI menginisiasi lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen serta memperjuangkan terbitnya tunjangan profesi melalui mekanisme sertifikasi.
“Sikap kritis dari generasi muda bukanlah ancaman, melainkan potensi yang harus diarahkan dan dibina demi kemajuan organisasi guru ke depan,” tegasnya.
Ia menutup dengan mengingatkan bahwa setiap kepemimpinan, sekecil apa pun, akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
“Selamat mengemban amanat para guru. Bismillah,” ujarnya penuh harap.***